Rabu, 20 November 2013

DIKSI


Ku kira hanya hujan yang datang ketika air mataku jatuh
Namun ternyata suara petir dan kencangnya angin
Menyusul mengiringi tangisan hatiku yang terluka oleh harapanku
Hatiku seperti sebatang ranting yang rapuh diterpa hujan  yang deras
Apa salah ? bilaku hanya mengharap kau berpaling kearahku,
melihatku,dan memandangku sejenak
Apa mungkin , cerita dulu tidak akan terulang kembali ?
Mengingat ,, bahwa cinta ini masih untukmu
Meski  mungkin dirimu tak memperdulikan lagi rasa itu
Rasanya , ,, sulit bagiku untuk menghapus perasaan ini,
seperti sudah melekat didalamnya
Aku tak tahu harus berbuat apa ?  harus bagaimana ?  dan harus bicara pada siapa ?
Aku hanya bisa berharap perasaanku ini tak salah
Aku tahu, mungkin saja ,, kau telah melupakan cerita kita dulu
Janji  manis yang terucap dulu
Namun ,, aku hanya berharap kau bisa tahu tentang hati dan perasaanku
Sungguh ,, aku hanya ingin kau tahu
Bahwa aku,,,, masih mencintaimu.

Selasa, 19 November 2013

PARAFRASE PUISI


Dewa Telah Mati
Tak ada dewa di rawa-rawa ini
Hanya gagak yang mengakak malam hari
Dan siang terbang mengitari bangkai
Pertapa yang terbunuh dekat kuil
Dewa telah mati di tepi-tepi ini
Hanya ular yang mendesir dekat sumber
Lalu minum dari mulut
Pelacur yang tersenyum dengan bayang sendiri
Bumi ini perempuan lajang
Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa
Ke rawa-rawa mesum ini
Dan membunuhnya pagi hari
Ø  Makna simbolik
Dewa : Tuhan
Rawa-Rawa : Tempat yang penuh kemaksiatan / dunia gelap
Gagak yang mengakak :Orang jahat yang merajalela / tertawa puas
Pertapa : Laki-laki yang beriman
Pelacur yang tersenyum dengan bayang sendiri : Bangga dengan kejahatannya
Bumi ini perempuan lajang : Bumi ini telah penuh dengan kemaksiatan
Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa : Hampir  semua laki-laki beriman telah musnah / tiada
Dewa telah mati ditepi-tepi ini : Tidak ada Tuhan di tempat tersebut

Kamis, 07 November 2013

KETEGARAN NAYLA


KETEGARAN NAYLA
Mentari pagi mulai menampakan sinarnya,lembutnya angin pagi menyentuh tubuhku,kicauan burung yang merdu menyambutbpagi yang cerah in.Aku beranjak dari tempat tidur lalu membuka tirai jendela dan merasakan hangatnya sinar matahari .Hari ini hari minggu,aku sedikit  santai untuk mengawali hariku karena libur sekolah,tiba-tib saja ibu meneriakiku dari lantai bawah.
“Sa,udah bangun belum ? ,cepetan mandi ! ,bentar lagi kita berangkat ke rumhsakit! “ teriak mama
“Iya  ma,bentar ! “ sahutku.
Mama memang tengah disibukkan dengan menjaga adikku yang sedang dirawat inap disebuah rumahsakit,mama akan menggantikan mbak jum pembantuku untuk bergantian menjaga adikku.Setelah selesai mandi dan bersiap –siap,aku turun ke lantai bawah.
“Udah siap sa ?” tanya mama
“Udah,ayo berangkat ma !” ajak ku
Sepanjang perjalanan menuju rumahsakit,dimobil aku menyibukan diri dengan bermain handphone,sesampainya dirumahsakit,aku dan mama langsung menuju kamar dimana adikku dirawat . Aku berada tepat dibelakang mama,ketika mama membuka pintu kamar tempat adikku dirawat,tiba-tiba aku mendengar suara tangisan seorang lelaki yang memohon minta tolong.Aku  menengok  kebelakang dan aku melihat seorang lelaki parubaya menangis dan memohon pada seorang  dokter.Wajah  lelaki tersebut terasa tidak asing bagiku.Setelah dokter itu pergi ,aku berjalan pelan menghampiri laki-laki tersebut,dengan muka terkejut aku berkata,
“Om Bayu,,?” panggilku
“Sesa,,? ,kamu disini !”  jawab  om bayu
“Iya,kenapa om menangis ? ,kok om bayu disini  ?  ada yang sakit ya  ?” ujarku.
Om Bayu hanya terdiam dan menundukan kepala,aku memandang muka Om bayu  yang matanya terlihat sembab.
“Om Bayu kok diem ? kenapa ? ,oh iya,Nayla gimana kabarnya om ? “tanyaku
“Maaf Sa,om hanya masih bersedih dengan cobaan yang harus om hadapi ! “ jawab om bayu sembari mengusap air mata dipipinya.
“Om kenapa?,cerita sama aku om,” ujarku
“Nayla sakit ! “ ujar om bayu
“Nayla  ? ,sakit apa om ? sakit apa ! ujarku kaget
Om bayu kembali menangis dan menundukan kepalanya,dia tak mampu berbicara dan memandang kearahku,tubuhnyapun bergetar dan aku menuntunnya duduk dikursi depan kamar rawat.
“Om ? “ ujarku
“Maaf sa, om jadi nangis gini ! “ ujar om bayu
“enggak apa apa om,om harus cerita ke Sesa kapanpun om siap ya !” pintaku.
“iya,nanti sore,kita ketemu dikantin rumah sakit,om akan ceritakan semuanya!” ujar om bayu
Aku berjalan menuju kamar rawat adiku yang kebetulan dirawat disebelah kamar rawat Nayla,aku hanya duduk melamun disana ,memikirkan bagaimana keadaan Nayla sahabat kecilku itu,sejak kukenal Nayla dia adalah orang yang jarang sekali sakit,bahkan ketika sakitpun dia tak memperlihatkan sakitnya pada orang lain,karena tak ingin orang lain khawatir padanya.
Sore harinya aku menuju kantin sesuai janji om bayu yang akan menceritakan tentang penyakit yang menggerogoti tubuh Nayla. Tidak lama kemudian,om bayu datang lalu duduk diepanku.
“Udah lama sa ?” tanya om bayu
“Enggak om,baru aja kok !,gimana ? om udah siap cerita sama Sesa ? “ tanyaku
“Begini sa,semenjak 1 bulan yang lalu om bayu dan Nayla bolak-balik  rumah sakit  untuk pengobatan Nayla,. Nayla  selalu mengeluh sakit kepala,dan merasa sakit pada bagian dadanya,om selalu panik ketika penyakit Nayla mulai kambuh,Dokter hanya mengatakan bahwa Nayla mengalami kelainan jantung,tapi om masih bingung dengan  sakit kepala yang terus mendera Nayla .” jelas om bayu
“Lalu,om udah tau jawabannya ? “  aku kembali bertanya
“Tepatnya tadi pagi  dokter mengatakan bahwa Nayla mengalami penyumbatan pembulu darah pada bagian otak,entah apa namanya,sungguh om tidak tahu !” ujar om bayu
“Lalu apa saran dokter om,apa Nayla bisa sembuh ?”ujarku
“Dokter menyarankan untuk melakukan operasi,namun ada resiko yang harus dihadapi,bisa saja setelah operasi Nayla akan mengalami cacat /  gangguan mental bahkan kematian” ujar om bayu
Aku sangat terkejut dengan cerita Om  bayu,sahabat kecilku itu kini harus menghadapi 2 penyakit yang tidak mudah dilalui oleh Nayla,setelah 1 jam berbincang dengan om bayu aku kembali kekamar rawat adiku,aku langsung beres-beres untuk pulang kerumah,sebelum pulag aku sempatkan menengok  Nayla,namun ia terlihat tidur pulas seperti sangat kelelahan.
Aku langsung pulang kerumah,sesampainya dirumah aku langsung mandi dan merebahkan tubuhku  diranjang kamarku,masih terbayang difikiranku wajah Nayla yang tadi kupandangi yang pucat dan terlihat tegar itu.
Esoknya,aku bersiap-siap berangkat sekolah,aku sudah berencana menjenguk Nayla sekaligus adiku setelah pulang sekolah,rasanya aku sudah tidak sabar untuk menjenguk Nayla sahabatku.
Bel tanda pulangpun berbunyi,aku langsung menuju kerumah sakit dengan menaiki taksi, sesampainya dirumah sakit aku terkejut dengan kegelisahan Om bayu yang duduk melamun dikursi depan kamar rawat,akupun menghampirinya
“Om,kok duduk disini ?” tanyaku
“sebentar lagi operasi!” ujar om bayu
Aku terdiam dan merasakan kegelisahan yang om bayu rasakan,akupun meminta izin untuk melihat kondisi Nayla.
“Nay,,! “ ujarku
“Sesa ,kamu disini,,ayah yang ngasih tahu ya ?” ujar Nayla
“gimana keadaan kmu Nay ? ,kamu enggak  apa-apa kan ?” ujarku
‘ Sa,kok kamu panik gitu,aku baik-baik aja kok,” ujar Nayla
Tiba-tiba seorang dokter dan 2 orang  suster masuk kekamar rawat  Nayla  dengan seragam  lengkap yang membuatku tambah panik.
“Maaf,operasi akan segera dilakukan” ujar Dokter.
Aku dan om bayu lantas keluar,kami keluar dengn raut wajah gelisah dan bingung,Om bayu sangat sedih ,air matanya membasahi pipi om bayu yang sangat mengharapkan kesembuhan Nayla.
Kami menunggu dengan harap-harap cemas,2 jam berlalu dan operasipun telah selesai,dokter keluar dari ruangan dengan muka lesu,aku sangat penasaran dengan hasil operasiya.tiba-tiba om bayu beranjak menghampiri dokter.
“Dokter,gimana putri saya ? apakah operasinya berhasil ?”ujar om bayu
“Maaf pak,kami sudah berusaha semaksimal mungkin,tapi putri bapak tidak bisa kami selamatkan” ujar dokter itu
“Bagaimana bisa ?” om bayu menjerit dan menangis
Aku hanya terpaku  dan menitihkan air mata ketika  mendengar bahwa sahabatku itu telah  tiada,om bayu tak kuasa menahan kekecewaanya dan menangis tersedu-sedu . aku memegang tubuh om bayu yang lemah dang menuntunnya duduk dikursi.
“Sahabatku,meski kau telah tiada,namun aku akan selalu mengenang hal terindah yang pernah kita lalui. Pernah menjadi sahabat dan pernah  mengenalmu merupakan hal terindah dalam hidupku”
***

PERTEMUAN DENGAN PAK BUDI MARYONO


PERTEMUAN DENGAN PAK BUDI MARYONO
Dari pertemuanpada hari sabtu tanggal 2 november 2013 kemarin,banyak hal yang menambah wawasan dan ilmu bagi saya,banyak hal yang lebih saya mengerti setelah berdiskusi dengan bapak Budi Maryono,
Mulai dari Bagaimana ide muncul dalam mmbuat cerpen,Tips-tips dalam membuat cerpen,Memilih kalimatdalam membuat cerpen,dan masih banyak lagi.
Ø  Imajinasi atau ide dalam membuat cerpen
Pak Budi Maryono bilang,dalam membuat cerpen,imajinasi bisa muncul dari mana saja,seperti saat kita tidak sengaja melihat suatu objek/benda yang akhirnya akn muncul pikiran-pikiran / imajinasi yang selanjutnya akan dikembangkan  menjadi sebuah cerpen.
Ø  Tips-Tips dalam membuat cerpen
Dalam membuat cerpen,terkadang ketika sedang menulis ,tiba-tiba saja ide yang sudah kita siapkan buyar, oleh sebab itu pak budi memberikan tipa-tips yang bisa dicoba ketika sedang menulis cerpen ,contohnya, kita bisa  sambil mendengarkan  musik / lagu yang kita suka ,bila sudah tidak nyaman dengan lagu tersebut,kita bisa mengganti dengan lagu lain.
Ø  Pemilihan Kata dalam membuat cerpen
Pak  Budi kasih contoh lucu,katanya,, beliau pernah bikin puisi yang berjudul “kerokan”,karena merasa kurang pas,akhirnya beliau menggantinya dengan “Episode kerokan”,nah dari situlah pak budi berpesan dalam membuat cerpen kita harus memilih kata yang tepat dan pas

Jumat, 01 November 2013

Pembacaan   puisi   yang   penuh   penghayatan   kadang   membuat pendengar  terbawa  atau  terhanyut  dalam  isi  puisi.  Seseorang  yang mendeklamasikan puisi dengan memenuhi kaidah lafal, nada, intonasi, dan tekanan akan membuat puisi itu lebih bermakna dan dihayati oleh pendengar.  Salah  satu  penyair  yang  ahli  mendeklamasikan  puisinya adalah   Sutardji   Calzoum   Bachri.   Ia   selalu   membawakan   puisinya seakan masuk dunia lain yang sangat puitis dan begitu indah didengar. Apakah Anda mengenal penyair lain yang sering membacakan puisinya dengan baik? Bagaimanakah cara mendeklamasikan   puisi yang baik itu?

Berikut  ini  teknik  dasar  yang  dapat  Anda  praktikkan  untuk  berlatih mendeklamasikan puisi.

1.      Kenali   dulu   gaya   atau   jenis   puisi   tersebut.   Misalnya,   puisi yang berisi perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat.  Adapun  jika  puisi  tersebut  berisi  hal  yang  penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan dengan suasana syahdu.
2.      Hayati  dan  pahami  isi  puisi  dengan  interpretasi Anda  sendiri. Hal  ini  akan  membantu  Anda  merasakan  bahwa  puisi  yang dibawakan   nantinya   akan   menyatu   dengan   sanubari   Anda sendiri.
3.      Selanjutnya,  Anda  dapat  membaca  secara  berulang-ulang  isi puisi   tersebut.   Mulanya,   mungkin   Anda   bisa   membacanya dalam hati kemudian mengucapkan secara bergumam. Selama menghayati dengan membaca berulang-ulang, janganlah Anda terpengaruh  oleh  suasana  sekeliling.  Tanamkanlah  dalam  diri bahwa Anda bisa masuk dalam isi dunia puisi tersebut. Dengan begitu, Anda akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan makna di dalamnya secara penuh.
4.      Lakukanlah   latihan   membaca   puisi   dengan   berulang-ulang. Sebelumnya,  Anda   dapat   memberi   tanda   intonasi,   tekanan, atau nada pada puisi yang akan Anda bacakan. Hal ini nantinya akan membantu Anda dalam mendeklamasikan isi puisi dengan pembawaan  sepenuh  hati.  Sebagai  langkah  awal,  lakukanlah latihan  di  depan  cermin.  Dalam  hal  ini, Anda  sekaligus  dapat menilai  gesture  serta  mimik  Anda  sendiri.  Selanjutnya,  Anda dapat mempraktikkan pendeklamasian puisi di hadapan teman atau   keluarga   Anda.   Silakan   Anda   meminta   pendapat   dari mereka. Hal ini akan lebih membantu Anda jika ada kritik atau masukan dari orang lain. Sebagai  bahan  latihan,  bacalah  dalam  hati  isi  puisi  berikut dengan saksama. Hayatilah maknanya.
Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati

Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari