KETEGARAN NAYLA
Mentari pagi mulai menampakan
sinarnya,lembutnya angin pagi menyentuh tubuhku,kicauan burung yang merdu
menyambutbpagi yang cerah in.Aku beranjak dari tempat tidur lalu membuka tirai
jendela dan merasakan hangatnya sinar matahari .Hari ini hari minggu,aku
sedikit santai untuk mengawali hariku
karena libur sekolah,tiba-tib saja ibu meneriakiku dari lantai bawah.
“Sa,udah bangun belum ? ,cepetan mandi ! ,bentar
lagi kita berangkat ke rumhsakit! “ teriak mama
“Iya
ma,bentar ! “ sahutku.
Mama memang tengah disibukkan dengan menjaga
adikku yang sedang dirawat inap disebuah rumahsakit,mama akan menggantikan mbak
jum pembantuku untuk bergantian menjaga adikku.Setelah selesai mandi dan
bersiap –siap,aku turun ke lantai bawah.
“Udah siap sa ?” tanya mama
“Udah,ayo berangkat ma !” ajak ku
Sepanjang perjalanan menuju rumahsakit,dimobil
aku menyibukan diri dengan bermain handphone,sesampainya dirumahsakit,aku dan
mama langsung menuju kamar dimana adikku dirawat . Aku berada tepat dibelakang
mama,ketika mama membuka pintu kamar tempat adikku dirawat,tiba-tiba aku
mendengar suara tangisan seorang lelaki yang memohon minta tolong.Aku menengok
kebelakang dan aku melihat seorang lelaki parubaya menangis dan memohon
pada seorang dokter.Wajah lelaki tersebut terasa tidak asing
bagiku.Setelah dokter itu pergi ,aku berjalan pelan menghampiri laki-laki
tersebut,dengan muka terkejut aku berkata,
“Om Bayu,,?” panggilku
“Sesa,,? ,kamu disini !” jawab
om bayu
“Iya,kenapa om menangis ? ,kok om bayu
disini ?
ada yang sakit ya ?” ujarku.
Om Bayu hanya terdiam dan menundukan kepala,aku
memandang muka Om bayu yang matanya
terlihat sembab.
“Om Bayu kok diem ? kenapa ? ,oh iya,Nayla
gimana kabarnya om ? “tanyaku
“Maaf Sa,om hanya masih bersedih dengan cobaan
yang harus om hadapi ! “ jawab om bayu sembari mengusap air mata dipipinya.
“Om kenapa?,cerita sama aku om,” ujarku
“Nayla sakit ! “ ujar om bayu
“Nayla
? ,sakit apa om ? sakit apa ! ujarku kaget
Om bayu kembali menangis dan menundukan
kepalanya,dia tak mampu berbicara dan memandang kearahku,tubuhnyapun bergetar
dan aku menuntunnya duduk dikursi depan kamar rawat.
“Om ? “ ujarku
“Maaf sa, om jadi nangis gini ! “ ujar om bayu
“enggak apa apa om,om harus cerita ke Sesa
kapanpun om siap ya !” pintaku.
“iya,nanti sore,kita ketemu dikantin rumah
sakit,om akan ceritakan semuanya!” ujar om bayu
Aku berjalan menuju kamar rawat adiku yang
kebetulan dirawat disebelah kamar rawat Nayla,aku hanya duduk melamun disana
,memikirkan bagaimana keadaan Nayla sahabat kecilku itu,sejak kukenal Nayla dia
adalah orang yang jarang sekali sakit,bahkan ketika sakitpun dia tak
memperlihatkan sakitnya pada orang lain,karena tak ingin orang lain khawatir
padanya.
Sore harinya aku menuju kantin sesuai janji om
bayu yang akan menceritakan tentang penyakit yang menggerogoti tubuh Nayla.
Tidak lama kemudian,om bayu datang lalu duduk diepanku.
“Udah lama sa ?” tanya om bayu
“Enggak om,baru aja kok !,gimana ? om udah
siap cerita sama Sesa ? “ tanyaku
“Begini sa,semenjak 1 bulan yang lalu om bayu
dan Nayla bolak-balik rumah sakit untuk pengobatan Nayla,. Nayla selalu mengeluh sakit kepala,dan merasa sakit
pada bagian dadanya,om selalu panik ketika penyakit Nayla mulai kambuh,Dokter
hanya mengatakan bahwa Nayla mengalami kelainan jantung,tapi om masih bingung
dengan sakit kepala yang terus mendera
Nayla .” jelas om bayu
“Lalu,om udah tau jawabannya ? “ aku kembali bertanya
“Tepatnya tadi pagi dokter mengatakan bahwa Nayla mengalami penyumbatan
pembulu darah pada bagian otak,entah apa namanya,sungguh om tidak tahu !” ujar
om bayu
“Lalu apa saran dokter om,apa Nayla bisa
sembuh ?”ujarku
“Dokter menyarankan untuk melakukan
operasi,namun ada resiko yang harus dihadapi,bisa saja setelah operasi Nayla
akan mengalami cacat / gangguan mental bahkan
kematian” ujar om bayu
Aku sangat terkejut dengan cerita Om bayu,sahabat kecilku itu kini harus
menghadapi 2 penyakit yang tidak mudah dilalui oleh Nayla,setelah 1 jam
berbincang dengan om bayu aku kembali kekamar rawat adiku,aku langsung
beres-beres untuk pulang kerumah,sebelum pulag aku sempatkan menengok Nayla,namun ia terlihat tidur pulas seperti
sangat kelelahan.
Aku langsung pulang kerumah,sesampainya
dirumah aku langsung mandi dan merebahkan tubuhku diranjang kamarku,masih terbayang difikiranku
wajah Nayla yang tadi kupandangi yang pucat dan terlihat tegar itu.
Esoknya,aku bersiap-siap berangkat sekolah,aku
sudah berencana menjenguk Nayla sekaligus adiku setelah pulang sekolah,rasanya aku
sudah tidak sabar untuk menjenguk Nayla sahabatku.
Bel tanda pulangpun berbunyi,aku langsung
menuju kerumah sakit dengan menaiki taksi, sesampainya dirumah sakit aku
terkejut dengan kegelisahan Om bayu yang duduk melamun dikursi depan kamar
rawat,akupun menghampirinya
“Om,kok duduk disini ?” tanyaku
“sebentar lagi operasi!” ujar om bayu
Aku terdiam dan merasakan kegelisahan yang om
bayu rasakan,akupun meminta izin untuk melihat kondisi Nayla.
“Nay,,! “ ujarku
“Sesa ,kamu disini,,ayah yang ngasih tahu ya
?” ujar Nayla
“gimana keadaan kmu Nay ? ,kamu enggak apa-apa kan ?” ujarku
‘ Sa,kok kamu panik gitu,aku baik-baik aja
kok,” ujar Nayla
Tiba-tiba seorang dokter dan 2 orang suster masuk kekamar rawat Nayla
dengan seragam lengkap yang membuatku
tambah panik.
“Maaf,operasi akan segera dilakukan” ujar
Dokter.
Aku dan om bayu lantas keluar,kami keluar
dengn raut wajah gelisah dan bingung,Om bayu sangat sedih ,air matanya
membasahi pipi om bayu yang sangat mengharapkan kesembuhan Nayla.
Kami menunggu dengan harap-harap cemas,2 jam
berlalu dan operasipun telah selesai,dokter keluar dari ruangan dengan muka
lesu,aku sangat penasaran dengan hasil operasiya.tiba-tiba om bayu beranjak
menghampiri dokter.
“Dokter,gimana putri saya ? apakah operasinya
berhasil ?”ujar om bayu
“Maaf pak,kami sudah berusaha semaksimal mungkin,tapi
putri bapak tidak bisa kami selamatkan” ujar dokter itu
“Bagaimana bisa ?” om bayu menjerit dan
menangis
Aku hanya terpaku dan menitihkan air mata ketika mendengar bahwa sahabatku itu telah tiada,om bayu tak kuasa menahan kekecewaanya
dan menangis tersedu-sedu . aku memegang tubuh om bayu yang lemah dang
menuntunnya duduk dikursi.
“Sahabatku,meski kau telah tiada,namun aku akan selalu mengenang hal
terindah yang pernah kita lalui. Pernah menjadi sahabat dan pernah mengenalmu merupakan hal terindah dalam
hidupku”
***