Minggu, 26 Januari 2014

PUISI MINGGU INI


MIMPI
Aku bermimpi
Aku melihat mimpi yang indah
Di dalam mimpi itu aku menangis
Bukan karena sedih...
Mungkin karena aku melihat keindahan di mimpiku
Akupun tetap terjaga
untuk melihat kelanjutan dari mimpiku
Namun akhirnya akupun terbangun dari mimpiku
Aku beranjak dan berdiri didepan cermin
Tiba-tiba aku merasa tidak memiliki kepercayaan diri
Mungkin setiap orang juga merasakan hal yang sama
Akupun kembali tertidur
Aku mencari kelanjutan dari mimpiku
Namun aku tak memimpikan hal yang sama
Kini,akupun telah mengerti
Bukan terus bermimpi yang aku lakukan
Namun menjadikan mimpi itu lebih nyata

KETEPATAN MEMILIH KATA DALAM MENULIS KARYA SASTRA

A. Ketepatan Pilihan Kata
Persoalan pendayagunaan kata pada dasarnya berkisar pada dua persoalan pokok, ketepatan pemilihan kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan, hal atau barang yang akan diamanatkan, dan kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tadi. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan oleh penulis.
B. Persyaratan Ketepatan Diksi 

Sarat untuk mendapatkan ketepan diksi:
  1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
  2. Membedakan kata-kata yang hampir bersinonim
  3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya
  4. Menghindari kata-kata ciptaan sendiri
  5. Waspada terhadap penggunaan akhiran asing
  6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis
  7. Membedakan kata umum dan kata khusus
  8. Memperhatikan perubahan makna
  9. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata
C. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungny. Bila sebuah kata mengacu kepada suatu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut kata umum. Bila ia mengacu kepada perngarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret maka kata-kata itu disebut kata khusus. Dengan demikian semakin khusus sebuah kata atau istilah, semakin dekat titik persamaan atau pertemuan yang dapat dicapai antara penulis dan pembaca; sebaliknya semakin umum sebuah istilah, semakin jauh pula titik pertemuan antara penulis dan pembaca. Dalam ilmu semantik, kata umum yang mencakup sejumlah istilah khusus ini disebut superordinal sedangkan istilah-istilah khusus yang dicakupnya disebut hiponim.
a.  Kata Khusus
(i)  Nama Diri
Pada umumnya, kita sepakat bahwa semua nama diri adalah istilah yang paling khusus, sehingga menggunakan kata-kata tersebut tidak akan menimbulkan salah paham. Bahwa nama diri ini merupakan kata khusus, tidak boleh disamakan dengan kata yang denotatif. Kata khusus memang pada dasarnya memiliki denotasi yang tinggi tingkatnya.
(ii)  Daya Sugesti Kata Khusus
Kata-kata yang kongkret dan khusus dengan demikian menyajikan lebih banyak informasi kepada para pembaca. Memberi informasi yang jauh lebih banyak sehingga tidak mungkin timbul salah paham. Tetapi di samping memberi informasi yang jauh lebih banyak itu, kata khusus juga memberi sugesti yang jauh lebih mendalam.
b. Kata Umum
(i)   Gradasi Kata Umum
(ii)  Kata-kata Abstrak
c.  Penggunaan Kata Umum dan Khusus
Kata Indria
Tetapi seringkali terjadi bahwa hubungan antara satu indria dengan indria yang lain dirasakan begitu rapat, sehingga kata yang sebenarnya hanya dikenakan kepada suatu indria dikenakan pula pada indria lainnya. Gejala semacam ini disebut sinestesia.
Peraba : dingin, panas, lembab, basah, kering, dan sebagainya
Perasa : pedas, pahit, asam, dan sebagainya
Penciuman : asam, tajam, pedis, kohong, dan sebagainya
Pendengaran : dengung, deru, ringkik, kicau, dan sebagainya
Penglihatan : pijar, teja, sabur, kabur, dan sebagainya
D. Perubahan Makna
a. Terjadinya Perubahan Makna
Perubahan makna terjadi karena kata tidak bersifat statis. Dari waktu ke waktu makna kata dapat mengalami perubahan. Untuk menjaga agar pilihan kata selalu tepat maka setiap penutur bahasa harus selalu memperhatikan perubahan-perubahan makna yang terjadi.
b. Macam-Macam Perubahan Makna
Perluasan Arti
Adalah suatu perubahan makna yang dialami sebuah kata yang tadinya mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas sehingga melingkupi sebuah kelas makna khusus, tetapi kemudian meluas sehingga melingkupinsebuah kelas makna yang lebih umum, misal: kata berlayar dulu dipakai dengan pengertian bergerak di laut dengan menggunakan layar, sekarang berarti semua tindakan mengarungi lautan atau perairan dengan mempergunakan alat apa saja disebut berlayar
Penyempitan Arti
Sebuah proses yang dialami sebuah kata dimana makna yang lama lebiah luas cakupannya daripada makna yang baru. Misalnya kata pala yang tadinya berarti buah pada umumnya, sekarang hanya dipakai untuk menyebutkan jenis buah tertentu.
Ameliorasi
Suatu proses perubahan makna dimana arti yang baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti yang lama. Kata wanita dirasakan nilainya lebih tinggi dari kata perempuan.
Peyorasi
Adalah proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Kata bini dianggap tinggi pada zaman lampau, sekarang dirasakan sebagai kata yang kasar.
Metafora
Perubahan makna karena persamaan sifat antara dua objek. Merupakan pengalihan semantik berdasarkan kemiripan persepsi makna. Kata matahari, putri malam (untuk bulan), pualu (empu laut) semuanya dibentuk berdasarkan metafora.
Metonimi
Poses perubahan makna terjadi karena hubungan yang erat antara kata-kata yang terlibat dalam suatu lingkungan makna yang sama, dan dapat diklasifikasikan menurut tempat atau waktu, menurut hubungan isi dan kulit, hubungan antara sebab dan akibat. Gereja berarti tempat ibadah umat kristen, tetap dipakai juga untuk mengacu persekutuan umat kristen. Penemuan-penemuan yang sering disebut penemunya juga merupakan contoh metonimi, misalnya ohm, ampere, watt.
E. Kelangsungan Pilihan Kata
Suatu cara untuk menjaga ketepatan pilihan kata adalah kelangsungan. Kelangsungan pilihan kata adalah teknik memilih kata yang sedemikian rupa, sehingga maksud atau pikiran seseorang dapat disampaikan secara tepat dan ekonomis. Kelangsungan dapat terganggu bila seorang pembicara atau pengarang mempergunakan terlalu banyak kata untuk suatu maksud yang dapat diungkapkan secara singkat, atau mempergunakan kata-kata yang kabur yang bisa menimbulkna ambiguitas (makna ganda)

TIPS-TIPS MENULIS CERPEN

Struktur
Para penulis pemula seringkali disarankan untuk menggunakan pengandaian berikut ini ketika mulai menyusun cerpen mereka:
  1. Taruh seseorang di atas pohon.
  2. Lempari dia dengan batu.
  3. Buat dia turun.
Kelihatannya aneh, tapi coba Anda pikirkan baik-baik, karena saran ini bisa diterapkan oleh penulis mana saja. Nah, ikuti langkah- langkah perencanaan seperti yang disarankan di bawah kalau Anda ingin menulis cerpen-cerpen yang hebat.
Perencanaan Cerpen
Taruh seseorang di atas pohon: munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi tokoh utama cerita.
Lempari dia dengan batu: Dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus diselesaikan si tokoh utama tadi. Contoh: Kesalahpahaman, kesalahan identitas, kesempatan yang hilang, dan sebagainya.
Buat dia turun: Tunjukkan bagaimana tokoh Anda akhirnya mengatasi masalah itu. Pada beberapa cerita, hal terakhir ini seringkali juga sekaligus digunakan sebagai tempat memunculkan pesan yang ingin disampaikan penulis. Contoh: Kekuatan cinta, kebaikan mengalahkan kejahatan, kejujuran adalah kebijakan terbaik, persatuan membawa kekuatan, dsb.
Ketika Anda selesai menulis, selalu (dan selalu) periksa kembali pekerjaan Anda dan perhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa. Jangan menyia-nyiakan kerja keras Anda dengan menampilkan kesan tidak profesional pada pembaca Anda.


Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan tema ini.
Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan terlalu menaruh perhatian pada satu bagian saja seperti menciptakan penokohan, penggambaran hal-hal yang ada, dialog atau apapun juga, untuk itu, kita harus ingat bahwa kata-kata yang berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu sendiri.
Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti sebuah garis batas. Tentukan apa inti cerita Anda dan walaupun tema itu sangat menggoda untuk diperlebar, Anda tetap harus berfokus pada inti yang telah Anda buat jika tidak ingin tulisan Anda berakhir seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kumpulan ide-ide yang campur aduk tanpa satu kejelasan.

Tempo Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian dalam kehidupan karakter utama Anda atau berupa cerita tentang kejadian yang berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat itu, usahakan agar kejadian yang Anda ceritakan dapat memunculkan tema Anda.


Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah kata-kata yang terbatas untuk menyampaikan pesan Anda, maka Anda harus dapat memilih setting cerita dengan hati-hati. Disini berarti bahwa setting atau tempat kejadian juga harus berperan untuk turut mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan mudah ditebak. Sebagai contoh, beberapa setting yang paling menakutkan bagi sebuah cerita seram bukanlah kuburan atau rumah tua, tapi tempat-tempat biasa yang sering dijumpa pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka. Buatlah agar pembaca juga seolah-olah merasakan suasana cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.
Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup memiliki sekitar tiga tokoh utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan cerita Anda. Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya latar belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang paling penting dalam mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika Anda memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda, pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda kelak.
Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung penokohan karakter Anda, sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan mengembangkan cerita Anda. Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus berfungsi dalam memunculkan tema cerita. Jika ternyata dialog tersebut tidak mampu mendukung tema, ambil langkah tegas dengan menghapusnya.

Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu terlalu berlama-lama dalam membangun cerita, sehingga klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam satu kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan bingung dalam artian negatif, bukannya terpesona. Jangan pula membuat "twist ending" (penutup yang tak terduga) yang dapat terbaca terlalu dini, usahakan supaya pembaca tetap menebak-nebak sampai saat-saat terakhir. Jika Anda membuat cerita yang bergerak cepat, misalnya cerita tentang kriminalitas, jagalah supaya paragraf dan kalimat-kalimat Anda tetap singkat. Ini adalah trik untuk mengatur kecepatan dan memperkental nuansa yang ingin Anda sajikan pada pembaca.
Baca ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang tidak rapi, penggunanaan tanda baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan semua itu mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa kembali.

Rabu, 22 Januari 2014

CERPEN MINGGU INI



NENEK PENJUAL SAYUR YANG SAMA
 Matahari mulai menampakkan sinarnya, tetesan air dari daun dan dahan-dahan sekitar  menandakan bahwa hujan baru saja reda. Sinar mataharipun mengubah langi abu-abu menjadi biru dan mengubah pemandangan di sekitar desaku.
     Hari ini hari Minggu,hari yang menurutku bukan hari libur,karena dihari minggu aku tetap disibukkan dengan tugas dan membantu ibuku . Waktu untuk beristirahat sangat sedikit untukku . Pagi ini aku harus mengantar ibu belanja dipasar. Seperti biasa seminggu sekali ibu memang pergi kepasar untuk berbelanja.
     “mitta bangun,udah siang, buruan mandi anterin ibuk" teriak ibu
     “iya buk,bentar !” jawabku.
Seperti biasa aku slalu bangun sedikit siang dihari minggu,tapi tetap saja tak bisa terlalu bangun siang karena ibuku pasti sudah teriak-teriak membangunkanku.seperti sudah menjadi hal yang biasa ,setiap hari minggu kulewatkan dengan pergi kepasar bersama ibuk.
Setelah selesai mandi,ganti baju,dan berdandan,aku langsung mengambil sepiring nasi dan lauk yang sudah disiapkan oleh ibu.setiap akan berangkat ,aku memang selalu terlalu lama makan dan berdandan,jadi ibu selalu menyiapkan sarapan pagiku.
     "cepet ta,kamu tu selalu kelamaan dandan,!". teriak ibu
     "iya bu,bentaran,nanggung hehehehe".sahutku.
    "nanti keburu gak ada mobil angkutan!".teriak ibu lagi
Setelah selesai dengan sarapan pagi ,aku dan ibu lantas berangkat menuju pasar.untuk sampai kesana kami butuh waktu sekitar 25 menit  .Sampainya disana aku dan ibu lantas masuk kedalam pasar untuk membeli beberapa jenis sayuran.
Saat tengah melewati sebuah gang kecil yang menuju ke pasar bagian dalam,aku melihat seorang nenek yang duduk di bagian tepi diujung  gang dengan sebuah keranjang berisi sayuran.Nenek itu terlihat lesu dan memasang raut wajah yang seakan putus asa.
Tak seperti pedagang lainnya yang tampak ribut menawarkan dagangannya,nenek itu hanya diam dan menunggu seorang pembeli membeli dagangannya,sang nenek hanya diam dan melihat orang yang lalu lalang di sekitarnya.aku hanya melihat dengan merasa iba,bagaimana bisa seorang nenek yang telah klanjut usia berjualan untuk menghidupi dan membiayai segala kebutuhannya sendiri,bukankah seharusnya ia dirumah beristirahat menikmati masa tuanya.
Sebenarnya bukan kali ini saja aku melihat nenek itu duduk disitu,berkali-kali  aku melihat nenek itu  berjualan ditempat yang sama.awalnya aku cuek dan pura-pura tidak melihat,namun lama-kelamaan aku iba melihat nenek itu selalu berada ditempat yang sama dan terlihat muram melihat orang disekitarnya.
     “buk,beli itu yuk,” ajak ku
     “beli apa to? Ibuk masih harus beli tahu ni !”. jawab ibu
“itu,bentar aja bu,disitu!” pintaku
 “iya,dimana? Mau beli apa sih?” tanya ibu
Tiba-tiba karena merasa iba,aku meminta ibu untuk membeli beberapa ikat sayur pada nenek tersebut.aku dan ibu lantas menghampiri nenek tersebut,ibu langsung memilih-milih sayur untuk dibeli.
     “mau beli yang mana ta?,cepet,ibuk masih banyak yang harus dibeli.” Tanya ibu
     “ terserah ibu aja buk!” sahutku.
     “mbah,beli yang ini 2 iket ya,berapa mbah? “ . tanya ibuku
     “4 ribu buk”sahut nenek
Ibuku lantas menyodorkan uang kepada nenek tersebut,
     “trimakasih buk,” sahut si nenek
 Nenek itu tersenyum padaku dan ibu,melihat senyumannya aku sangat lega,serasa membantu mengurangi beban yang  nenek itu alami,entah kenapa  walaupun hanya 4 ribu rupiah namun rasanya bahagia sekali bisa membeli dagangan nenek itu.
Di minggu berikutnya aku tak melihat nenek itu duduk di ujung gang,aku sempat bingung dan penasaran,kemana nenek itu?,bukankah biasanya ia duduk disini untuk menjual hasil kebunnya.kemana dia ?
    “buk,nenek yang biasanya jualan disini mana ya buk?” tanyaku pada ibu
     “mana ibuk tau,kamu ini aneh-aneh aja kalo nanya,emangnya kenapa to ta” jawab ibu
“enggak,enggak papa kok,cuman biasanya kan nenek itu jualan disini,kok sekarang gak ada” jawabku
“ya paling lagi libur,ayo ibuk mau beli daging,nanti keburu habis lo” ajal ibuk
Bahkan sampe minggu minggu berikutnya ,aku masih tak melihat nenek itu berjualan ditempat biasa,sudah 3 minggu berturut- turut,dimana sebenarnya nenek itu berada ?,apa ia sakit ? atau sudah tak berjualan lagi ? .
Setelah 3 minggu aku tak melihat nenek itu ,tiba-tiba aku melihat wajah yang tak asing bagiku,dia terlihat menawarkan sayuran yang masih segar dilapak dagangnya. Dia adalah nenek yang biasanya kujumpai di ujung gang,kini ia telah punya lapak dagang sendiri,senang rasanya melihat ia dikerumuni pembeli yang berebut sayuran segarnya.Hatiku sangat lega melihat senyum diwajah nenek itu,meski aku bukan siapa-siapanya ,namun dengan melihatnyapun aku merasa seperti melihat neneku