Rabu, 22 Januari 2014

CERPEN MINGGU INI



NENEK PENJUAL SAYUR YANG SAMA
 Matahari mulai menampakkan sinarnya, tetesan air dari daun dan dahan-dahan sekitar  menandakan bahwa hujan baru saja reda. Sinar mataharipun mengubah langi abu-abu menjadi biru dan mengubah pemandangan di sekitar desaku.
     Hari ini hari Minggu,hari yang menurutku bukan hari libur,karena dihari minggu aku tetap disibukkan dengan tugas dan membantu ibuku . Waktu untuk beristirahat sangat sedikit untukku . Pagi ini aku harus mengantar ibu belanja dipasar. Seperti biasa seminggu sekali ibu memang pergi kepasar untuk berbelanja.
     “mitta bangun,udah siang, buruan mandi anterin ibuk" teriak ibu
     “iya buk,bentar !” jawabku.
Seperti biasa aku slalu bangun sedikit siang dihari minggu,tapi tetap saja tak bisa terlalu bangun siang karena ibuku pasti sudah teriak-teriak membangunkanku.seperti sudah menjadi hal yang biasa ,setiap hari minggu kulewatkan dengan pergi kepasar bersama ibuk.
Setelah selesai mandi,ganti baju,dan berdandan,aku langsung mengambil sepiring nasi dan lauk yang sudah disiapkan oleh ibu.setiap akan berangkat ,aku memang selalu terlalu lama makan dan berdandan,jadi ibu selalu menyiapkan sarapan pagiku.
     "cepet ta,kamu tu selalu kelamaan dandan,!". teriak ibu
     "iya bu,bentaran,nanggung hehehehe".sahutku.
    "nanti keburu gak ada mobil angkutan!".teriak ibu lagi
Setelah selesai dengan sarapan pagi ,aku dan ibu lantas berangkat menuju pasar.untuk sampai kesana kami butuh waktu sekitar 25 menit  .Sampainya disana aku dan ibu lantas masuk kedalam pasar untuk membeli beberapa jenis sayuran.
Saat tengah melewati sebuah gang kecil yang menuju ke pasar bagian dalam,aku melihat seorang nenek yang duduk di bagian tepi diujung  gang dengan sebuah keranjang berisi sayuran.Nenek itu terlihat lesu dan memasang raut wajah yang seakan putus asa.
Tak seperti pedagang lainnya yang tampak ribut menawarkan dagangannya,nenek itu hanya diam dan menunggu seorang pembeli membeli dagangannya,sang nenek hanya diam dan melihat orang yang lalu lalang di sekitarnya.aku hanya melihat dengan merasa iba,bagaimana bisa seorang nenek yang telah klanjut usia berjualan untuk menghidupi dan membiayai segala kebutuhannya sendiri,bukankah seharusnya ia dirumah beristirahat menikmati masa tuanya.
Sebenarnya bukan kali ini saja aku melihat nenek itu duduk disitu,berkali-kali  aku melihat nenek itu  berjualan ditempat yang sama.awalnya aku cuek dan pura-pura tidak melihat,namun lama-kelamaan aku iba melihat nenek itu selalu berada ditempat yang sama dan terlihat muram melihat orang disekitarnya.
     “buk,beli itu yuk,” ajak ku
     “beli apa to? Ibuk masih harus beli tahu ni !”. jawab ibu
“itu,bentar aja bu,disitu!” pintaku
 “iya,dimana? Mau beli apa sih?” tanya ibu
Tiba-tiba karena merasa iba,aku meminta ibu untuk membeli beberapa ikat sayur pada nenek tersebut.aku dan ibu lantas menghampiri nenek tersebut,ibu langsung memilih-milih sayur untuk dibeli.
     “mau beli yang mana ta?,cepet,ibuk masih banyak yang harus dibeli.” Tanya ibu
     “ terserah ibu aja buk!” sahutku.
     “mbah,beli yang ini 2 iket ya,berapa mbah? “ . tanya ibuku
     “4 ribu buk”sahut nenek
Ibuku lantas menyodorkan uang kepada nenek tersebut,
     “trimakasih buk,” sahut si nenek
 Nenek itu tersenyum padaku dan ibu,melihat senyumannya aku sangat lega,serasa membantu mengurangi beban yang  nenek itu alami,entah kenapa  walaupun hanya 4 ribu rupiah namun rasanya bahagia sekali bisa membeli dagangan nenek itu.
Di minggu berikutnya aku tak melihat nenek itu duduk di ujung gang,aku sempat bingung dan penasaran,kemana nenek itu?,bukankah biasanya ia duduk disini untuk menjual hasil kebunnya.kemana dia ?
    “buk,nenek yang biasanya jualan disini mana ya buk?” tanyaku pada ibu
     “mana ibuk tau,kamu ini aneh-aneh aja kalo nanya,emangnya kenapa to ta” jawab ibu
“enggak,enggak papa kok,cuman biasanya kan nenek itu jualan disini,kok sekarang gak ada” jawabku
“ya paling lagi libur,ayo ibuk mau beli daging,nanti keburu habis lo” ajal ibuk
Bahkan sampe minggu minggu berikutnya ,aku masih tak melihat nenek itu berjualan ditempat biasa,sudah 3 minggu berturut- turut,dimana sebenarnya nenek itu berada ?,apa ia sakit ? atau sudah tak berjualan lagi ? .
Setelah 3 minggu aku tak melihat nenek itu ,tiba-tiba aku melihat wajah yang tak asing bagiku,dia terlihat menawarkan sayuran yang masih segar dilapak dagangnya. Dia adalah nenek yang biasanya kujumpai di ujung gang,kini ia telah punya lapak dagang sendiri,senang rasanya melihat ia dikerumuni pembeli yang berebut sayuran segarnya.Hatiku sangat lega melihat senyum diwajah nenek itu,meski aku bukan siapa-siapanya ,namun dengan melihatnyapun aku merasa seperti melihat neneku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar