Jumat, 01 November 2013

Pembacaan   puisi   yang   penuh   penghayatan   kadang   membuat pendengar  terbawa  atau  terhanyut  dalam  isi  puisi.  Seseorang  yang mendeklamasikan puisi dengan memenuhi kaidah lafal, nada, intonasi, dan tekanan akan membuat puisi itu lebih bermakna dan dihayati oleh pendengar.  Salah  satu  penyair  yang  ahli  mendeklamasikan  puisinya adalah   Sutardji   Calzoum   Bachri.   Ia   selalu   membawakan   puisinya seakan masuk dunia lain yang sangat puitis dan begitu indah didengar. Apakah Anda mengenal penyair lain yang sering membacakan puisinya dengan baik? Bagaimanakah cara mendeklamasikan   puisi yang baik itu?

Berikut  ini  teknik  dasar  yang  dapat  Anda  praktikkan  untuk  berlatih mendeklamasikan puisi.

1.      Kenali   dulu   gaya   atau   jenis   puisi   tersebut.   Misalnya,   puisi yang berisi perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat.  Adapun  jika  puisi  tersebut  berisi  hal  yang  penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan dengan suasana syahdu.
2.      Hayati  dan  pahami  isi  puisi  dengan  interpretasi Anda  sendiri. Hal  ini  akan  membantu  Anda  merasakan  bahwa  puisi  yang dibawakan   nantinya   akan   menyatu   dengan   sanubari   Anda sendiri.
3.      Selanjutnya,  Anda  dapat  membaca  secara  berulang-ulang  isi puisi   tersebut.   Mulanya,   mungkin   Anda   bisa   membacanya dalam hati kemudian mengucapkan secara bergumam. Selama menghayati dengan membaca berulang-ulang, janganlah Anda terpengaruh  oleh  suasana  sekeliling.  Tanamkanlah  dalam  diri bahwa Anda bisa masuk dalam isi dunia puisi tersebut. Dengan begitu, Anda akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan makna di dalamnya secara penuh.
4.      Lakukanlah   latihan   membaca   puisi   dengan   berulang-ulang. Sebelumnya,  Anda   dapat   memberi   tanda   intonasi,   tekanan, atau nada pada puisi yang akan Anda bacakan. Hal ini nantinya akan membantu Anda dalam mendeklamasikan isi puisi dengan pembawaan  sepenuh  hati.  Sebagai  langkah  awal,  lakukanlah latihan  di  depan  cermin.  Dalam  hal  ini, Anda  sekaligus  dapat menilai  gesture  serta  mimik  Anda  sendiri.  Selanjutnya,  Anda dapat mempraktikkan pendeklamasian puisi di hadapan teman atau   keluarga   Anda.   Silakan   Anda   meminta   pendapat   dari mereka. Hal ini akan lebih membantu Anda jika ada kritik atau masukan dari orang lain. Sebagai  bahan  latihan,  bacalah  dalam  hati  isi  puisi  berikut dengan saksama. Hayatilah maknanya.
Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati

Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar